YARSI Sumbar bedah Pemikiran Da'wah Mohammad Natsir
PADANG, YARSI SUMBAR — Yayasan Rumah Sakit Islam (Yarsi) Sumatera Barat kembali mengadakan pengajian bulanan secara virtual melalui Zoom pada Jumat, 22 Agustus 2025.
Acara ini dihadiri oleh jajaran pengurus yayasan, pimpinan struktural, serta pimpinan unit kegiatan , yakni : Rektor Universitas Mohammad Natsir Bukittinggi dan Direktur Rumah Sakit Islam Ibnu Sina.
Dalam sambutannya, Ketua Umum Yarsi Sumbar, dr. Erman Ramli, SpOG(K) FISQua, menekankan pentingnya meneladani sosok Mohammad Natsir.
"Yarsi ini berdiri atas prakarsa dan pemikiran luhur Bapak Mohammad Natsir," ujar dr. Erman Ramli.
Ia mengajak seluruh keluarga besar Yarsi Sumbar untuk mempelajari dasar dan metode dakwah yang telah beliau praktikkan agar dapat meneladani secara benar semangatnya dalam membangun masyarakat.
Hal senada diungkapkan Narasumber, Drs. H. Avid Solihin, M.M, Sekretaris Umum Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia Pusat.
Ia memaparkan pemikiran mendalam Mohammad Natsir yang tertuang dalam buku "Fiqih Da'wah".
Menurutnya, buku tersebut merupakan himpunan pemikiran Natsir yang lahir dari pengamatan dan analisisnya terhadap tantangan dakwah di Indonesia sejak zaman Penjajahan hingga Orde Baru.
Drs. Avid Solihin, MM menjelaskan bahwa pemikiran dakwah Mohammad Natsir sangat relevan dan kontekstual.
Ia menyoroti hubungan antara fitrah (potensi dasar manusia) dan wahyu (ilmu dari Al-Quran dan As-Sunnah) sebagai landasan dakwah.
"Keberhasilan dakwah tidak diukur dari tepuk tangan atau tangisan audiens, melainkan dari adanya perubahan perilaku positif pada individu dan masyarakat," tegasnya.
Lebih lanjut, Drs. Avid Solihin, MM merangkum poin-poin penting dalam Fiqh Dakwah Mohammad Natsir, yang meliputi:
- Dakwah sebagai Kewajiban: Setiap Muslim, laki-laki maupun perempuan, wajib berdakwah sesuai kemampuan.
- Dakwah dengan Hikmah: Dakwah harus dilakukan secara bijaksana, lembut, dan penuh kasih sayang.
- Pentingnya Kaderisasi dan Institusi: Natsir memandang peran strategis ulama serta pentingnya institusi seperti masjid, pesantren, dan kampus sebagai pusat gerakan dakwah.
- Pemanfaatan Teknologi: Beliau juga menyoroti pandangan Natsir tentang pentingnya memahami perkembangan teknologi untuk menjangkau audiens yang lebih luas.
- Konteks Sosial: Pesan dakwah harus disesuaikan dengan konteks sosial, budaya, dan sejarah agar lebih efektif.
Implementasi Fiqh Dakwah dalam Dunia Kesehatan
Dalam konteks Yayasan Rumah Sakit Islam (Yarsi), Fiqh Dakwah Mohammad Natsir sangat relevan untuk diimplementasikan di dunia kesehatan. Prinsip dakwah yang bertujuan untuk membawa perubahan perilaku positif, dapat diwujudkan melalui layanan kesehatan yang humanis dan Islami.
Seluruh jajaran Yarsi Sumbar, mulai dari dokter, perawat, hingga staf administrasi, dapat menjalankan peran dakwahnya dengan memberikan pelayanan terbaik, mengedukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga kesehatan, serta menumbuhkan kesadaran bahwa kesehatan adalah anugerah dari Allah SWT yang harus dijaga.
Dengan demikian, institusi kesehatan seperti Yarsi Sumbar tidak hanya menjadi tempat pengobatan fisik, tetapi juga pusat dakwah yang membimbing masyarakat menuju kehidupan yang lebih baik, sehat, dan sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Di akhir presentasinya, Drs. Avid Solihin, MM mengutip seruan Mohammad Natsir untuk terus mengibarkan panji-panji risalah di garis depan gelanggang dakwah, sekaligus mengajak seluruh peserta untuk menjadikan buku "Fiqhud Da'wah" sebagai bacaan dan implementasi dalam kehidupan sehari-hari.
*
Kontributor : Jimmi Syah Putra Ginting (Sekretaris Yarsi Sumbar)